Pages

Sabtu, 17 November 2012

Do’a buat Elok


Secara tiba – tiba kejadian itu bagaikan pedang yang menghujam tubuh, dada ini sesak dan air mata terus mengalir. Elok, seorang sahabat yang akan selalu berkenang dalam kehidupanku.Pagi itu pukul 04.30 dini hari                                                                                                                                             
 “minta do’a dan keikhlasan untuk melepas kepergian teman kita tercina Elok Dinis Lintang Sejati”
Kuterima sms itu dari salah satu temanku yang rumahnya tak jauh dari elok. Tanganku gemetar dan lemas lunglai tubuh ini. Akhirnya kukumpulkan semua tenaga yang masih tersisa untuk berlari melelpon teman yang ada di kota seberang.
“halo, kenapa Aya?” suara Arif di telepon
“kamu jangan bercanda rif, klo marah sama aku ya marah aja. Jangan pake bawa2 sahabatku gitu..
Klo ngomong yang sopan ya, itu sma aj kamu mendo’akan dia beneran...bla bla bla”
Aku berbicara bagaikan kereta apo sikanzen yeng meluncur tanpa kendali. Aku memang sedang ada masalah dengan Arif, yang sudah 3 tahun tak kunjung selesai. Jadi kupikir, apapun yang disampaikannya adalah salah satu cara agar membuat aku jengkel
“Aya...aya, hei..udah cukup”katanya memotong pembicaraanku”aku tau kamu terpukul banget, tapi semua itu sudah terjadi Ya, Elok diperkenankan untuk menghadap Illahi mendahului kita”
Tak terasa emosi yang dari tadi meledak seperti bom kini menjadi lunak dan teriringi derai air mata. Aku menangis terisak – isak.
“yang bisa kita lakukan adalah mendo’akan supaya Allah memberikan tempat yang terindah untuknya”lanjutnya dengan nada menenangkan.
.......................................................
Bayanganku menjelajahi sebuah perjalanan kehidupan kami saat masih SMA. Aku dan elok sama – sama sekolah di kota yang jauh dari tempat tinggal kami. Kami dipertemukan disebuah kost-kostan yang sampai sekarang masih berdiri tegak bersama dengan orang yang memilikinya yang sudah kita anggap sebagai “orang tua” disana.
Kuingat penggalan kisah dari kami saat sepulang sekolah
“Lin, setelah lulus mau lanjutin kemana?”tanyaku kepada elok (Lintang adalah panggilan akrabku ke elok)
“aku mau kuliah ke malang Ya, pengen sekolah terus sampai aku mati, haha”tawanya lepas dengan gigi ginsulnya membuat tawanya semakin cantik
“wahh, ndak salah tuh? Masak hidup cuma buat sekolah aja? Kapan nikahnya?haha”tawaku lepas menandakan kepuasan telah berhasil menimpali kata-katanya
Perbincangan kami selesai setelah suara adzan magrib akan d kumandangkan.
Elok adalah sosok gadis yang tidak gampangan seperti teman – teman lain, tidak mau pacaran dan mengerti tentang hukum-hukum dan syariat islam. Hingga pernah pada suatu hari kakak kelas kami yang duduk di bangku 3 IPS 2 (pada saat itu kami duduk di bangu kelas 2 IPA 1) mencari – cari Elok dan memaki – maki dengan mengajak segerombolan temannya. Elok yang ndak tau apa2 hanya diam karena ketakutan, ternyata usut punya usut pacar dari kakak kelas kami tadi jatuh hati sama Elok tanpa sepengetahuannya
........................................................
Februari 2012
Hari ini 3 Tahun sudah kami berpisah, ku dengar juga bahwa sahabatku itu sudah menemukan pasangan hidupnya namun belum melaksanakan akad nikah atau bisa dibilang masih pacaran. Kecewa!!! pasti...itu yang kurasakan saat mendengar dia berani pacaran. Namun dari kedua orang tua sudah saling setuju, aku tak bisa berbuat lebih.
Hari ini, tepat hari dimana dia dilahirkan 21 tahun yang lalu.
“selamat milad Lin, semoga Allah selalu menjadikanmu penebar kebaikan dimanapun engkau berada. Ndang nikah, jangan lupa undang koncone”sms itu kukirim tepat di hari miladnya.
Perbincangan di sms berjalan cukup lama, dia bercerita tentang kehidupannya menjalani hari – hari bersama pacarnya, indahnya bercanda dengan teman – teman di kampusnya sampai mengungkapkan kerinduannya kepada almarhum ayahandanya yang pergi saat dia duduk di bangu kelas 3 SMA..sangat mengharukan

Maret 2012
Setalah telepon dari arif ku akhiri, dan bayangan – bayangaku semasa SMA bersama Elok juga kuakhiri, aku hanya bisa duduk terdiam. Lemas tak berdaya, hingga teringat firman-Nya yang menjadikanku kuat “setiap yang bernyawa pasti akan mati”
Beberapa jam kemudian, keterangan sudah jelas menghampiri telingaku kejadian yang menyebabkan dia meninggal..
“saat dia keluar sama pacaranya untuk jalan – jalan, motornya menge-rem mendadak dan jatuh. Pacarnya jaruh ke kiri, ke jalan tanah dan elok jatuh ke kanan ke jalan aspal..kepalanya terbentur. Sempat dilarikan ke rumah sakit, dan hanya bertahan beberapa jam. Kemudian tepat pukul 01.00 dini hari, di sudah pergi” pesan singkat yang kulihat di layar hp dari arif
Astagfirullah..

Senin, 27 Februari 2012

Buah Belajar di Negeri Seberang


Barang siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan)yang lebih baik darinya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenterm dari kejutan yang dahsyat pada hari itu. Dan barang siapa yang membawa kejahatan, maka disunkurkanlah mukanya kedalam api neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal)dengan apa yang kamu dahulu kerjakan” Q.S Al- Qasas : 89-90
Berawal dari perbincangan ilegal karena terjadi saat dosen menjelaskan mata kuliah.
“..........eh puji, aku punya temen yang kuliahnya itu di universitas islam di barat.tapi aku lupa namanya” Di, seorang teman satu jurusan yang kebetulan duduk tepat disebelahku saat kuliah berlangsung.
“Di jawa barat apa di sumatra?” tanyaku balik
“Bukan di indonesia, tapi di luar negeri..tapi aku lupa negara mana”
“Itu temen SMA?”
“Bukan..kenal lewat twitter koq. Tapi aku tertarik sama argumen-argumen yang di tulisnya. Contohnya kayak disana itu banyak juga orang berjilbab, tapi mereka juga dugem. Gak nanggung-naggung klo dugem masih dipake jilbabnya. Mereka minum alkhohol juga”
Aku mulai mendengarkan tanpa ada sanggahan.
“Trus dia itu bilang kalau alkohol (minuman keras) itu tidak haram klo diminum. Toh juga digunakan di kedokteran untuk membersihkan luka.” tambahnya
“Klo kamu sendiri sependapat ndak kalau minuman keras itu diperbolehkan untuk dikonsumsi?”
“Kalau dari aku sih, minuman keras itu ndak pa2 diminum asalkan tidak menghilangkan kesadaran alias tidak mabuk”
Aku melihat kesepakatan pendapat antara temenku dengan si X (kenalannya di twitter)
Kemudian ia melanjutkan ceritanya denga semangat, dengan sebelumnya saya berikan perumpamaan seekor bekicot karena dia memaksa meminta pendapat dariku
Aku berusaha menahan argumenku dan lebih memilih menjadi pendengar aktiv.
“trus itu juga puji, masalah anjing itu juga. Kan aku orangnya sika banget ma anjing. Tapi sama ayah tidak boleh, katanya sih nanti malaikat tidak mau masuk ke rumah”
Secara refleks aku balik bertanya. “Apa yang membuat kamu suka sama anjing?”
Oh anjing itu lucu banget..nurut sama manusia. Kayak bisa baca naluri manusia. Beda lho sama kucing yang bisanya cuma makan dan buang kotoranpun juga sembarangan.
“Ooowww....ya klo boleh saran sih dituruti aja kata ayah. Orang tua itu pastinya melakukan sesuatu untuk kebaikan anknya, jadi berusaha percaya sama ayah”kataku yang sebenarnya bukan kalimat ini yang ingin kuucapkan. Tapi lagi-lagi aku tidak boleh gegabah, seperti yang dicontohkan Rasulullah. Disaat-saat seperti ini, seorang yang seperti teman saya tadi akan lebih mendengarkan nasihatnasihat ringan dengan bentuk sharing. Bukan menggurui. Karena ketika seseorang bercerita seperti halnya diatas tadi dan langsung kita beri penjelasan seperti kalimat-kalimat ”INI HARAM, di Al-Qur’an sudah dijelaskan. INI HARAM, tidak boleh dilakukan. Soalnya uztad itu yang bilang” mustahil bahwa ia akan tertarik dan mungkin malah akan menganggap kita terlalu radikal. Saya rasa lebih banyak mendengarkan dan menyisipi nasihat-nasihat kecil maupun perumpamaan-perumpamaan akan jauh lebih efektiv untuk mengarahkan.
Perbincangan masih berlanjut “Trus puji, temenku tadi juga bilang kenapa orang islam tidak diperbolehkan memelihara anjing? kalau cuma alasannya gara-gara air liurnya yang mengandung berjuta-juta kuman dan harus dibersihkannya dengan 7 x dan salah satunya dengan air, bagi yang sanggup membersihkanya kan tidak apa-apa?”
Perbincangan ini berujung dengan kesimpulan bahwa si temen yang sedang studi di luar negeri itu menjelaskan kalau Al-Qur’an sudah tidak layak digunakan di waktu sekarang. Al-Qur’an hanya menjadi pedoman hidup di jaman Rasulullah.
Kawan, fenomena tersebut sudah tidak jarang lagi kita jumpai di masyaraat indonesia. Si teman padahal studi di Universitas Islam yang seharusnya bisa dijadikan contoh bagi orang-orang disekitarnya. Hebatnya gozwul fikri telah merubah sebuah universitass islma menjadi universitas filsafat dengan bercampurnya pemikiran-pemikiran yang bisa menggerus nilai islam yang sebenarnya. “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai islam itu jadi agama bagimu”(Q.S Al-Maidah : 3). Untuk itu, merupakan visi yang sangat penting untuk membuat masyarakat indonesia tidak hanya islam secara agama saja melainkan islam secara kaffah.